Salatiga|JejakKASUS-Bagi detikers pecinta tanaman hias, tentu sudah tidak asing dengan bunga wijaya kusuma. Yap, bunga yang satu ini begitu indah saat mekar. Maka jangan heran kalau banyak masyarakat yang memiliki bunga wijaya kusuma di rumahnya.
Namun, tahukah kamu kalau bunga wijaya kusuma bukan tanaman sembarangan? Sebab, di masa kerajaan bunga ini dijadikan simbol oleh para raja dan kaum bangsawan. Lalu, ada juga sejumlah mitos yang masih dipercaya di kalangan masyarakat.
Ingin mengenal lebih jauh dengan bunga wijaya kusuma? Simak pembahasannya di bawah ini.
Mengutip buku Berguru Pada Bunga oleh Sry Acharyani Juliansari, bunga wijaya kusuma berwarna putih dengan daun berwarna hijau. Bunga ini memiliki aroma yang begitu harum dan indah dipandang, terlebih saat mekar.
Oh ya, bunga wijaya kusuma hanya mekar secara penuh saat malam hari dalam waktu singkat, biasanya mulai pukul 9-10 malam. Ketika memasuki fajar, bunga ini kembali layu. Oleh sebab itu, bunga ini mendapat julukan 'Queen of the Night'.
Tanaman yang termasuk anggota famili Cactaceae ini memiliki ukuran sekitar 12-18 cm. Meski tumbuh di iklim tropis, bunga wijaya kusuma tidak bisa hidup dengan suhu udara di atas 38 derajat Celcius. Jadi, sebaiknya rawat bunga ini di suhu sekitar 20-30 derajat Celcius.
Hingga saat ini terdapat lebih dari 14.500 hibrida bunga wijaya kusuma yang terdaftar dalam Epiphyllum Society of America (ESA). Jumlah tersebut belum termasuk bunga wijaya kusuma yang ada di Belanda, Jerman, hingga Australia.
Ada hal menarik di balik penamaan bunga wijaya kusuma. Kata wijaya memiliki arti kejayaan, kemenangan, dan keberhasilan. Sedangkan kata kusuma berarti bunga yang indah. Hal ini masih berkaitan dengan mitos yang beredar di masyarakat sejak zaman kerajaan.
Mitos Tentang Bunga Wijaya Kusuma
Di Indonesia, bunga wijaya kusuma punya mitos tersendiri. Dalam buku Mengenal dan Belajar Menanam Bunga Wijaya Kusuma oleh Sant, bunga ini sering dijadikan persembahan oleh bangsawan. Selain itu, para pangeran sering memberikan wijaya kusuma pada ratu impiannya sebagai simbol cinta dan kasih sayang.
Saat kerajaan masih memimpin di Nusantara (sekarang Indonesia), bunga wijaya kusuma dilambangkan sebagai Dewa Wisnu, yakni merupakan sang dewa pemelihara. Para raja berharap bunga wijaya kusuma dapat membantu mereka dalam menjalankan tugas, mengayomi, dan memelihara kedaulatan rakyat.
Hal tersebut telah tertuang dalam Babad Tanah Jawi yang tertulis sebagai berikut:
"Sang Prabu Mangkurat ngandika malih dateng Ki Pra-Taka: 'Prana-Taka sira menyanga ing Donan utawa ing Nusa Kambangan. Sira ngupayaa kembang Wijaya-Kusuma; poma dioleh. Sira aja mulih-mulih yeng durung oleh: kongsia jambul-wanen ing kono baen."
Artinya: Sang Prabu Mangku-Rat berkata lagi kepada Ki Prata-Taka, pergilah ke Donan atau Nusa Kambangan. Kemudian carilah kembang wijaya kusuma dan jangan pulang sebelum kamu mendapatkanya. Tetaplah di situ meskipun rambutmu telah memutih.
Faktanya, di Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah, terdapat dua pulau karang yang ditumbuhi pohon wijaya kusuma karaton atau bernama latin Pisonia grandis van silveltris. Dua pulau tersebut adalah Pulau Majeti dan Pulau Wijayakusuma.
Dalam kehidupan saat ini, bunga wijaya kusuma banyak ditanam di lingkungan keraton sebagai tanaman hias. Harapannya, keberadaan bunga tersebut juga menjadi pengingat raja akan sumpah janjinya selama memimpin.
Tak hanya di Indonesia, bunga wijaya kusuma juga menjadi primadona di berbagai negara Asia. Misalnya di India, bunga yang disebut brahma kamalam ini dipercaya dapat mengabulkan doa dan permintaan ketika sedang mekar di malam hari.
Di China, bunga wijaya kusuma bernama tan hua. Masyarakat setempat percaya jika bunga ini merupakan simbol keberuntungan dan pencapaian dalam hidup. Sedangkan di Jepang, bunga ini bernama geka bijin yang artinya 'si cantik di bawah sinar rembulan'.
Cara Budi Daya Bunga Wijaya Kusuma
Cara budi daya bunga wijaya kusuma terbilang cukup mudah. Dalam buku Tumbuhan Obat dan Khasiatnya oleh H. Arief Hariana, bunga wijaya cukup disiram dengan air secara teratur untuk menjaga kelembapan dan penumpukan, terutama pada bagian pupuk dasar.
Oh ya, karena tanaman ini tak bisa hidup di suhu lebih dari 38 derajat Celcius, maka sebaiknya dirawat di dalam ruangan yang sejuk. Apabila memang ingin di letakkan di luar ruangan, maka tempatkan bunga wijaya kusuma di area yang sejuk dan tidak terpapar langsung sinar matahari.
Demikian pembahasan mengenai bunga wijaya kusuma. (Den Petak)